“ Kalau sifat kepandaian dapat disusun
hanya berdasarkan teori, maka pengetahuan atau kepandaian ini tidak memiliki
makna sama sekali “
Entah mengapa saya sangat
suka untuk menulis artikel tentang
pendidikan. Jujur saja saya bukanlah seorang penulis artikel profesional apalgi pakar pada bidang
pendidikan. Saya membuat artikel dengan judul
Bagaimana Mengatasi Masalah
Pendidikan (sarjana) Di Indonesia seperti ini hanya karena berdasarkan
pengalaman saya sendiri ketika melihat bahwa banyak sekali sarjana kita yang
begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dan kita bisa melihat banyak dari
antara mereka yang menganggur karena belum mendapatkan pekerjaan. Jadi yang
menjadi fokus tulisan saya kali ini adalah Bagaimana Mengatasi Masalah Pendidikan (sarjana) Di
Indonesia .
Patut kita
akui memang bahwa sistem pendididikan kita selama ini bisa dikatakan masih tertinggal
jauh dengan negara tetangga kita seperti malaysia dan singapura. Kita lihat
saja bagaimana dampak dari sistem pendidikan mereka terhadap kehidupan
masyarakat disana, sebagai contoh; tingkat SDM nya yang tinggi, angka
pengangguran yang menurun serta
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan disana dengan tidak
membuang kotoran di sembarang tempat.
Nah,bagaimana dengan negara kita? Sesungguhnya yang harus di benahi
adalah sistem pendidikan kita yang masih terlalu menekankan angka (kuantitas)
dan kualitas pendidikan (output) dibaikan. Padahal kalau secara logika kalau
kita berpikir dari ribuan bahkan jutaan lulusan sarjana mengapa para lulusan sajana tersebut masih menjadi
penganggur plus tingkat SDM sangat rendah. Sehingga di berbagai media baik
cetak maupun elektronik sering kita melihat dan mendengar bahwa banyaknya
pejabat yang melakukan tindakan Korupsi. Nah,Ini mau menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang harus dibenahi (data: berdasarkan pengalaman
penulis). Karena sesungguhnya proses
pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi (being
humanize) sehingga di sebut dewasa dan mandiri (Andrias Harefa,2000).
Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran.
Teman-teman, konsep pendidikan sebagai usaha untuk
mewujudkan manusia yang berkualitas harus sesuai dengan kodratnya serta
memiliki kriteria dalam usaha perubahan artinya Bagaimana Mewujudkan Pendidikan
Karakter Yang Berkualitas tersebut agar tujuan pendidikan bisa mengembangkan seluruh kemampuan siswa/i
serta mampu mengembangkan kemampuan tersebut dalam tindakan nyata, Sehingga
tujuan pendidikan menjadikan seseorang lebih manusiawi (being humanize).
Dalam bukunya Menjadi Manusia Pembelajar (On becoming
a learner) Andrias Harefa menjelaskan bahwa para penyandang gelar
Sarjana MBA, MM, atau bahkan doktor
manajemen tahu banyak soal ilmu administrasi dan manajemen. Tetapi belum tentu
mampu melaksanakan dan mempraktikkan ilmunya itu dalam situasi nyata sehingga
antara teori dan praktek memang terdapat kesenjangan. Inilah ketakutan dari
sarjana kita pada saat ini adalah apakah tenaga mereka siap untuk dipakai dalam
kehidupan bermasyarakat atau sekedar mendapatkan gelar kesarjanannya ?. Kondisi
ini kian parah dari tahun ke tahun karena kondisi Negara kita yang masih
menampung ribuan bahkan jutaan pengangguran intelektual (sarjana). Slamet Iman Santoso menulis “ we have
mastered and incredible amount of scientific knowledge to subject the universe,
but little has been done to master the human relationship. And our human
desires are still as before the development of sciences, but equipped with more
dangerous inventions. “ ( walaupun kita memiliki banyak ilmu atau master
sekalipun, tapi kita hanya melakukan sedikit untuk di berikan pada masyarakat /
pengabdian terhadap masyarakat ).
Pendidikan
yang ideal merupakan pendidikan yang menyiapkan para lulusannya untuk siap di
pakai tenaganya dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Penegasan ini bukan tanpa alasan karena dapat menjadikan pendidikan berganti
sifat dari sekolah mendengar dan belajar (Pendidikan “gaya bank”) menjadi
sekolah mengerjakan. (learning to be). Dengan mengubah sistem
pendidikan yang bersifat “berbuat dan bertindak” maka hubungan antara
teori dan praktik akan tebukti dan tujuan pendidikan pun akan tercapai.